Minggu, 05 Juli 2020

Supply Chain Management Digital 4.0

Seiring dengan berkembangnya zaman teknologi juga semakin berkembang, terkhusus pada bidang informasi dan komunikasi. Saat ini hampir semua orang di dunia memiliki smartphone karena mungkin smartphone sekarang merupakan kebutuhan yang wajib dipenuhi bersamaan dengan internet. 
Teknologi internet juga begitu berdampak pada manajemen rantai pasok. Kaitan keduanya semakin erat, dan keterkaitan ini harus mampu ditanggapi secara serius oleh pelaku Supply Chain Management (SCM). Pemanfaatan teknologi sudah terlihat pada penyimpanan data SCM dalam cloud, juga digital supply chain yang menghubungkan produsen dan konsumen. Namun perlu langkah yang lebih berani dari itu.
Para pelaku SCM tanah air sudah memahami kebutuhan setiap organ yang terlibat pada SCM untuk berubah ke arah digital. Namun, belum banyak yang benar-benar bersiap mengambil langkah perubahan atau bertransformasi. Transformasi dinilai butuh keberanian, atau justru dianggap belum perlu dilakukan saat ini. Padahal urgensi bertransformasi harus sudah dimulai untuk mempersiapkan organisasi menghadapi tantangan jangka pendek maupun di masa depan. Terlebih industri logistik tanah air memiliki tugas untuk meningkatkan posisinya pada Logistic Performance Index di Bank Dunia.

Evolusi Supply Chain

Stage 1 
Functional focus (Discrete SC, Department level)
Stage 2
Internal integration (cross functional level)
Stage 3
External integration (strategic partner)
Stage 4 
Cross enterprise collaboration (Collaborative SC Strategy, IT – eBusiness Solutions , Real-time planning, decision making, execution)

Supply Chain Management
Supply Chain Management (SCM) adalah serangkaian kegiatan yang meliputi koordinasi, penjadwalan, dan pengendalian terhadap pengadaan, produksi, persediaan dan pengiriman produk ataupun layanan jasa kepada pelanggan yang mencakup administrasi harian, operasi , logistik dan pengolahan informasi mulai dari customer hingga supplier.Untuk penjelasan singkatnya Supply Chain Management (SCM) adalah mekanisme yang menghubungkan semua pihak yang bersangkutan dan proses berubahnya bahan baku menjadi sebuah produk. Pihak yang ikut serta adalah yang bertanggung jawab untuk memberikan barang – barang jadi hasil produksi ke customer pada waktu dan tempat yang tepat dengan cara yang paling efisien.


Komponen SCM
Supply Chain Management memiliki 3 Komponen, yang di antaranya adalah Upstream Supply Chain Management yaitu sebuah proses dimana perusahaan mendapatkan supplier dari pihak luar untuk mendapatkan bahan baku. Kemudian komponen yang kedua adalah Internal Supply Chain Management yaitu sebuah proses dimana terjadinya perubahan dari bahan baku menjadi sebuah produk jadi. Komponen terakhir SCM adalah Downstream Supply Chain Managament yaitu sebuah proses dimana pendistribusian barang oleh perusahaan ke customer yang dimana biasanya dilakukan oleh eksternal distributor.
Proses SCM
Berikut ini adalah proses pada Supply Chain Management (SCM) yang dilibatkan dalam SCM.
 Customer
Pada sebagian perusahaan,customer merupakan mata rantai pertama yang memberi order. Customer memutuskan untuk membeli produk yang ditawarkan oleh perusahaan yang bersangkutan dengan menghubungi departemen sales perusahaan tersebut. Informasi penting yang terdapat dalam pesanan tersebut diantaranya seperti tanggal pengiriman produk dan jumlah yang diinginkan untuk produk yang dipesan.
Planning
Setelah custumer membuat pesanan yang diinginkan, Planning department akan mempersiapkan perencanaan produksi untuk memproduksi produk yang dibutuhkan oleh customer. Pada tahap ini, departemen planning juga menyadari akan adanya kebutuhan terhadap bahan baku dan bahan – bahan pendukungnya.
Purchasing
Setelah menerima perencanaan produksi, dalam hal ini adalah kebutuhan terhadap bahan mentah dan bahan-bahan pendukungnya, Departemen pembelian atau Purchasing Departemen Akan melakukan pemasukan bahan mentah dan bahan pendukungnya serta menetapkan tanggal penerimaan dan jumlah yang dibutuhkan.
Inventory
Bahan mentah dan bahan pendukung yang telah diterima oleh pabrik akan diperiksa kualitas dan ketepatan jumlahnya kemudian disimpan didalam Gudang untuk kebutuhan produksi.
Production
Bagian produksi akan menggunakan bahan mentah dan bahan pendukung yang dipasok oleh supplier tersebut untuk melakukan proses produksi hingga menghasilkan barang jadi yang dibutuhkan oleh customer. Barang jadi yang telah diproduksi ini kemudian dimasukan ke gudang dan siap untuk dikirim ke customer sesuai dengan jadwal yang di tentukan.
Transportation
Departemen pengiriman atau Shipping akan mengatur waktu keberangkatan barang jadi ( Finished Products ) yang di Gudang tersebut dengan jadwal yang diinginkan oleh customer.

ISU BARU DALAM SUPPLY CHAIN

Persaingan bisnis dalam era globalisasi yang diwarnai dengan ketidakstabilan pasar, menuntut prusahaan untuk memiliki keunggulan kompetitif baik dalam hal harga maupun kualitas. Dalam kegiatan operasionalnya, perusahaan dihadapkan pada kenyataan bahwa kompetensi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut sulit diperoleh. Untuk mengatasinya, perusahaan dituntut meelakukan kerjasama dalam sumber daya atau kompetensi yang dibutuhkan masing-masing perusahaan dalam menghasilkan kebutuhan sesuai permintaan dan kebutuhan konsumen melalui manajemen rantai pasokan (supply chain management ). Selain itu, melalui kerjasama antar perusahaan diharapkan proses inovasi dapat ditingkatkan.

Kemampuan dalam memenuhi permintaan konsumen dan pasar dengan waktu tunggu dan waktu pengiriman yang pendek merupakan tolak ukur untuk menilai tingkat respon perusahaan terhadap permintaan konsumen. Agile supply chain memberikan suatu alternative strategi dalam memenangkan persaingan global dengan berbasis competitive excellence yaitu fokus konsumen, kualitas, dan agility yang didukung kompetensi perusahaan seperti keterlibatan konsumen, manajemen persediaan, teknologi, pengembangan produk, dan tanggung jawab terhadap lingkungan.

Teknologi informasi mnjadi salah satu pendorong bagi terciptanya integrasi rantai pasokan termasuk juga makin kompleksnya permintaan konsumen, makin kompetitifnya kompetisi global dan peningkatan keinginan perusahaan untuk menjadi perusahaan yang inovatif dan mampu menjadi yang pertama dalam mengenalkan produk baru sesuai kebutuhan pasar. Tulisan ini membahas agile supply chain sebagai suatu stratgi alternatif dalam memenangkan persaingan global dengan berbasis pada competitive excellence.


Manfaat Supply Chain

Supply Chain Management memegang peran penting dalam sebuah bisnis yang dijalankan oleh sebuah perusahaan. Sebelum adanya manajemen rantai pasokan, perusahaan banyak mengalami kerugian akibat perkiraan pengiriman produk yang terkadang tidak sesuai dengan permintaan pasar. Kini, dengan menerapkan manajemen rantai pasok ini, perusahaan dapat menekan kerugian dan justru dapat mendapatkan laba di atas rata-rata. Selain itu, perusahaan juga dapat menghubungkan semua pihak yang terlibat di dalam proses perubahan bahan baku menjadi barang jadi. Karena itulah, proses produksi maupun pendistribusian barang/jasa yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan dapat berjalan dengan lebih efektif dan efisien. Berikut adalah manfaat penerapan Supply Chain Management bagi sebuah perusahaan:

1.    Memuaskan Pelanggan

Dengan menerapkan Supply Chain Management, sebuah perusahaan dapat memuaskan para pelanggannya. Perusahaan dapat menjamin kepuasan para pelanggan dengan menghasilkan barang/jasa yang sesuai dengan permintaan para pelanggan sebagai mitra usahanya. 
Pelanggan memang menjadi sasaran utama bagi sebuah perusahaan dalam aktivitas produksi karena mereka adalah pihak yang membeli atau memakai barang/jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Para pelanggan harus terus dijaga tingkat kepuasannya agar mereka dapat menjadi konsumen yang setia dalam jangka waktu yang panjang.
Manajemen rantai pasokan atau supply chain management berperan penting dalam membantu perusahaan untuk menjamin kepuasan para konsumen. Melalui mekanisme ini, perusahaan dapat mengetahui barang apa yang mereka inginkan serta kapan waktu yang tepat untuk mengirimkan barang tersebut. 

2.    Meningkatkan Pendapatan

Semakin banyak konsumen yang setia untuk menggunakan barang/jasa sebuah perusahaan dalam jangka waktu yang lama, semakin besar pula peluang perusahaan tersebut untuk meningkatkan pendapatannya.
Barang-barang yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut juga tidak akan terbuang sia-sia setelah di produksi karena barang itu diminati dan juga dipakai oleh para konsumen. Dengan demikian, pendapatan perusahaan akan meningkat.

3.    Menurunkan Biaya

Jika dulu perusahaan harus mengeluarkan biaya banyak untuk proses pengadaan barang, produksi, dan juga pendistribusian barang/jasa, kini semua terasa berbeda. Dengan adanya Supply Chain Management, sebuah perusahaan dapat menekan biaya yang harus mereka keluarkan untuk semua proses tersebut. Adanya pengintegrasiaan aliran produk dari perusahaan kepada para konsumen dapat mengurangi biaya pada jalur produksi dan juga distribusi. 

4.    Pemanfaatan Aset Perusahaan dengan Maksimal

Dalam menerapkan manajemen rantai pasokan, teknologi memiliki peran yang cukup penting. Dengan adanya teknologi yang terdapat pada manajemen rantai pasokan tersebut, perusahaan dituntut untuk meningkatkan kinerja para karyawanya. Untuk itulah, biasanya perusahaan akan bekerjasama dengan penyedia software yng akan mendukung para karyawan menjalankan mekanisme rantai pasokan.
Karyawan sebagai salah satu aset terbesar dalam perusahaan tentu saja akan berusaha meningkatkan keterampilan dan juga pengetahuannya agar dapat menerapkan manajemen rantai pasokan dengan maksimal. Mereka akan berlatih bagaimana caranya memanfaatkan teknologi tinggi sebagaimana yang dituntut dalam pelaksanaan manajemen rantai pasokan. Dengan demikian, pemanfaatan aset perusahanaan juga akan lebih maksimal. 

5.    Meningkatkan Keuntungan

Perusahaan dapat menjual barang/jasanya dengan optimal, menjaga tingkat kepuasan para pelanggan, dan juga dapat mengefisienkan proses produksi dan juga distribusi akan dapat meningkatkan pendapatannya. Jika hal ini dapat terus dipertahankan, maka perusahaan akan mampu memperoleh keuntungan di atas rata-rata. 

6.    Menjadi Mediasi Pasar

Manajemen rantai pasokan dapat berfungsi sebagai mediasi pasar. Karena itulah, mekanisme rantai pasokan yang diterapkan dengan baik dapat memastikan semua barang yang dipasok telah sesuai  dengan aspirasi pelanggan atau konsumen akhir. 
Melalui pelaksanaan manajemen rantai pasokan, perusahaan dapat menjalankan fungsi pemasarannya. Mereka dapat mengidentifikasi produk apa saja yang diminati oleh para konsumen. Dengan demikian, mereka dapat mengidentifikasi seluruh atribut produk yang diharapkan oleh konsumen untuk kemudian mengkomunikasikan kepada para operator produksi/perancangan produk. 

7.    Perusahaan Menjadi  Semakin Besar

Di sisi lain, perusahaan dapat mencapai tujuan utama yang telah ditargetkan. Dengan menerapkannya akan mendapatkan keuntungan yang besar sehingga lambat laun perusahaan tersebut akan menjadi lebih kuat dan besar.
Itulah beberapa manfaat penerapan Supply Chain Management bagi sebuah perusahaan. Dengan menerapkan mekanisme ini, suatu perusahaan dapat mencapai tujuan yang telah ditargetkan. 
Oleh : Farhan Hardidarma 1111600042 Prodi Teknik Elektro, Institut Teknologi Indonesia, Tangerang Selatan.
Referensi :
Pramadi, M. Ikrar. 2020. SCM 4.0 Digitalisasi SCM dan LogistikPower point kuliah Kapita Selekta Institut Teknologi Indonesia.

Implementasi Sistem Otomasi dalam Industri

Seiring berkembangnya teknologi produsen memiliki tantangan yang lebih besar untuk memanfaatkan teknologi ke dalam industrinya. Tren yang disebut Industri 4.0, smart manufacturing, dan IoT adalah semua istilah yang digunakan untuk merangkum berbagai teknologi yang berpotensi menguntungkan produsen. Tetapi studi di lapangan mengatakan bahwa machine learning dan smart machine dapat mengancam dan menimbukan pertanyaan bagi beberapa produsen, bagaimana memulai dan mengambil keuntungan dari semua hal baru ini.
Banyak perusahaan manufaktur yang berjuang untuk memutuskan secara tepat bagaimana memanfaatkan IoT. Beberapa industri yang telah menyatakan minat mereka kepada IoT adalah produsen perangkat medis, produk konsumen, makanan dan minuman, dan industri otomotif. Riset terkini menunjukkan bahwa sementara sekitar dua pertiga pabrikan percaya ada peluang bisnis dengan IoT, sebagian besar memiliki pemahaman terbatas tentang IoT atau bagaimana menerapkannya pada bisnis mereka. Dua pertiga eksekutif, yang berharap menerapkan praktik IoT, berfokus pada dua strategi berbeda, membuat perbaikan proses internal dan menanamkan kecerdasan dalam produk yang terhubung ke sistem kontrol lainnya.

Sistem Otomasi Industri
Sebagai sistem yang terintegrasi, sistem otomasi industri dirancang dari beberapa komponen berikut:

Sistem instrumentasi

Kumpulan peralatan yang digunakan untuk mengukur, memantau, dan mengendalikan suatu proses. Sistem intrumentasi terdiri dari alat pengukur, sensor, dan aktuator yang berfungsi sebagai input atau output dari sistem kontrol.

Input Device : Sensing Devices, Limit Switches, Photoelectric Sensors, Proximity Sensors, Condition Sensors, Pressure, Level, Temperature, Flow, Vacuum Switches, Float Switches, Encoders.
Source : Genta Raya Cemerlang

Output Device : Valves, Motor Starters, Solenoids, Actuators, Control Relays, Horns & Alarms, Stack Lights, Fans, Counter/Totalizer, Pumps, Printers.
Source : Genta Raya Cemerlang

Sistem Kontrol

Mengelola, memerintahkan, mengarahkan atau mengatur perangkat atau sistem lain menggunakan kontrol loop. Kontrol loop adalah dasar dari penyusun sistem kontrol industri. Hal ini terdiri dari semua komponen fisik dan fungsi kontrol yang diperlukan untuk secara otomatis menyesuaikan nilai variabel proses terukur (PV) untuk menyamakan nilai Set-Point (SP) yang diinginkan. Hal ini mencakup sensor proses, fungsi pengontrol, dan elemen kontrol akhir (FCE) yang semuanya diperlukan untuk kontrol otomatis.
Source : Genta Raya Cemerlang

Sistem Komunikasi

Kumpulan peralatan komunikasi yang saling terintegrasi.

Tujuan Sistem Otomasi Industri

1. Melindung orang.
2. Melindungi lingkungan.
3. Melindungi peralatan
4. Mempertahankan kelancaran pengoperasian.
5. Mendapatkan kualitas produk yang baik.
6. Optimasi dari 5 hal diatas - keuntungan.
7. Pemantauan, analisis & diagnosis.


Aplikasi Terintegrasi Berbasi Cloud

Source : Genta Raya Cemerlang

Industri 4.0

Industri 4.0 adalah nama tren otomasi dan pertukaran data terkini dalam teknologi pabrik. Istilah ini mencakup sistem siber-fisikinternet untuk segalakomputasi awan, dan komputasi kognitif.
Industri 4.0 menghasilkan "pabrik cerdas". Di dalam pabrik cerdas berstruktur moduler, sistem siber-fisik mengawasi proses fisik, menciptakan salinan dunia fisik secara virtual, dan membuat keputusan yang tidak terpusat. Lewat Internet untuk segala (IoT), sistem siber-fisik berkomunikasi dan bekerja sama dengan satu sama lain dan manusia secara bersamaan. Lewat komputasi awan, layanan internal dan lintas organisasi disediakan dan dimanfaatkan oleh berbagai pihak di dalam rantai nilai.
Source : Genta Raya Cemerlang

Internet of thing (IoT)

Internet of things ( IoT ) adalah sistem perangkat komputasi yang saling terkait, mesin mekanik dan digital yang dilengkapi dengan pengidentifikasi unik (UID) dan kemampuan untuk mentransfer data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi manusia-ke-manusia atau manusia-ke-komputer.
Definisi Internet hal-hal telah berkembang karena konvergensi beberapa teknologi, analisis waktu nyata, pembelajaran mesin, sensor komoditas, dan sistem tertanam. Bidang tradisional sistem tertanam, jaringan sensor nirkabel, sistem kontrol, otomasi (termasuk otomasi rumah dan bangunan), dan lainnya semuanya berkontribusi untuk memungkinkan Internet hal. Di pasar konsumen, teknologi IoT paling identik dengan produk yang berkaitan dengan konsep "rumah pintar", yang meliputi perangkat dan peralatan (seperti perlengkapan pencahayaan, termostat, sistem dan kamera keamanan rumah, dan peralatan rumah lainnya) yang mendukung satu atau ekosistem yang lebih umum, dan dapat dikontrol melalui perangkat yang terkait dengan ekosistem itu, seperti smartphone dan speaker pintar .
Ada sejumlah kekhawatiran serius tentang bahaya dalam pertumbuhan IoT, terutama di bidang privasi dan keamanan , dan akibatnya langkah industri dan pemerintah untuk mengatasi masalah ini telah dimulai.
Source : Genta Raya Cemerlang

Oleh : Farhan Hardidarma 1111600042 Prodi Teknik Elektro, Institut Teknologi Indonesia, Tangerang Selatan.

Referensi :
Josia, Anthony. 2020. Implementasi Sistem Otomasi dalam Industri. Power point kuliah kapita selekta Institut Teknologi Indonesia.
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Internet_of_things 

Sabtu, 04 Juli 2020

Industri Turbin Gas

Pada kesempatan kali ini penulis akan membuat sebuah artikel yang membahas tentang turbin gas. Seperti yang diketahui banyak orang turbin gas banyak digunakan dalam bidang perindustrian ataupun digunakan dalam pesawat tempur. Secara singkat turbin merupakan alat konversi energi kinetik menjadi energi mekanik. Sementara turbin gas merupakan  fluida pembawa energi kinetik berada dalam fase gas.
Pengertian Turbin Gas
Turbin gas itu adalah sebuah mesin berputar yang mengambil energi dari arus gas pembakaran. Dia memiliki kompresor naik ke-atas dipasangkan dengan turbin turun ke-bawah, dan sebuah bilik pembakaran di-tengahnya.
Energi ditambahkan di arus gas di pembakar, di mana udara dicampur dengan bahan bakar dan dinyalakan. Pembakaran meningkatkan suhu, kecepatan dan volume dari aliran gas. Kemudian diarahkan melalui sebuah penyebar (nozzle) melalui baling-baling turbin, memutar turbin dan mentenagai kompresor.
Energi diambil dari bentuk tenaga shaft, udara terkompresi dan dorongan, dalam segala kombinasi, dan digunakan untuk mentenagai pesawat terbang, kereta, kapal, generator, dan bahkan tank.

Siklus Turbin Gas
Turbin gas dijelaskan secara termodinamika oleh Siklus Brayton, di mana udara dikompresi secara isentropicpembakaran terjadi pada tekanan konstan, dan ekspansi terjadi di turbin secara isentropik kembali ke tekanan awal.
Dalam praktiknya, gesekan dan turbulensi menyebabkan:
  1. Isentropik non-kompresi: untuk suatu tekanan secara keseluruhan rasio, suhu pengiriman kompresor lebih tinggi dari ideal.
  2. Ekspansi non-isentropic: walaupun penurunan suhu turbin yang diperlukan untuk menggerakkan kompresor tidak terpengaruh, tekanan terkait rasio lebih besar, yang mengurangi ekspansi yang tersedia untuk menyediakan kerja yang bermanfaat.
  3. Tekanan kerugian dalam asupan udara, combustor dan knalpot: mengurangi ekspansi yang tersedia untuk menyediakan kerja yang bermanfaat.
Seperti semua siklus mesin panas, suhu pembakaran yang lebih tinggi berarti lebih besar efisiensinya. Faktor pembatas adalah kemampuan baja, nikel, keramik, atau materi lain yang membentuk mesin untuk menahan panas dan tekanan. Berbagai metode dibutuhkan untuk menjaga temperatur. Kebanyakan turbin juga mencoba untuk memulihkan knalpot panas (heat recovery), yang merupakan energi terbuang. Recuperator adalah heat exchanger yang menangkap panas knalpot dan memindahkan panasnya ke udara terkompresi yang menuju pembakaran. Gabungan siklus desain memanfaatkan panas terbuang ke sistem. Dan gabungan panas dan daya (co-generation) menggunakan panas terbuang untuk produksi panas.
Source : Industrial Gas Turbin System Control, Instrumentation & Electrical By Bagus Wibowo 

Prinsip Kerja Sistem Turbin Gas (Gas-Turbine Engine)



Udara masuk kedalam kompresor melalui saluran masuk udara (inlet). Kompresor berfungsi untuk menghisap dan menaikkan tekanan udara tersebut, sehingga temperatur udara juga meningkat. Kemudian udara bertekanan ini masuk kedalam ruang bakar. Di dalam ruang bakar dilakukan proses pembakaran dengan cara mencampurkan udara bertekanan dan bahan bakar. Proses pembakaran tersebut berlangsung dalam keadaan tekanan konstan sehingga dapat dikatakan ruang bakar hanya untuk menaikkan temperatur. Gas hasil pembakaran tersebut dialirkan ke turbin gas melalui suatu nozel yang berfungsi untuk mengarahkan aliran tersebut ke sudu-sudu turbin. Daya yang dihasilkan oleh turbin gas tersebut digunakan untuk memutar kompresornya sendiri dan memutar beban lainnya seperti generator listrik, dll. Setelah melewati turbin ini gas tersebut akan dibuang keluar melalui saluran buang (exhaust).
Secara umum proses yang terjadi pada suatu sistem turbin gas adalah sebagai berikut:
  • Pemampatan (compression) udara di hisap dan dimampatkan
  • Pembakaran (combustion) bahan bakar dicampurkan ke dalam ruang bakar dengan udara kemudian di bakar.
  • Pemuaian (expansion) gas hasil pembakaran memuai dan mengalir ke luar melalui nozel.
  • Pembuangan gas (exhaust) gas hasil pembakaran dikeluarkan lewat saluran pembuangan.
Pada kenyataannya, tidak ada proses yang selalu ideal, tetap terjadi kerugian-kerugian yang dapat menyebabkan turunnya daya yang dihasilkan oleh turbin gas dan berakibat pada menurunnya performa turbin gas itu sendiri. Kerugian-kerugian tersebut dapat terjadi pada ketiga komponen sistem turbin gas. Sebab-sebab terjadinya kerugian antara lain:
  • Adanya gesekan fluida yang menyebabkan terjadinya kerugian tekanan (pressure losses) di ruang bakar.
  • Adanya kerja yang berlebih waktu proses kompresi yang menyebabkan terjadinya gesekan antara bantalan turbin dengan angin.
  • Berubahnya nilai Cp dari fluida kerja akibat terjadinya perubahan temperatur dan perubahan komposisi kimia dari fluida kerja.
  • Adanya mechanical loss, dsb.

Source : Industrial Gas Turbin System Control, Instrumentation & Electrical By Bagus Wibowo 

Klasifikasi Turbin Gas
Turbin gas dapat dibedakan berdasarkan siklusnya, kontruksi poros dan lainnya. Menurut siklusnya turbin gas terdiri dari:
  • Turbin gas siklus tertutup (Close cycle)
  • Turbin gas siklus terbuka (Open cycle)
Perbedaan dari kedua tipe ini adalah berdasarkan siklus fluida kerja. Pada turbin gas siklus terbuka, akhir ekspansi fluida kerjanya langsung dibuang ke udara atmosfer, sedangkan untuk siklus tertutup akhir ekspansi fluida kerjanya didinginkan untuk kembali ke dalam proses awal.
Dalam industri turbin gas umumnya diklasifikasikan dalam dua jenis yaitu:

Turbin Gas Poros Tunggal (Single Shaft)

Turbin jenis ini digunakan untuk menggerakkan generator listrik yang menghasilkan energi listrik untuk keperluan proses di industri.


Source : Industrial Gas Turbin System Control, Instrumentation & Electrical By Bagus Wibowo 

Turbin Gas Poros Ganda (Double Shaft)

Turbin jenis ini merupakan turbin gas yang terdiri dari turbin bertekanan tinggi dan turbin bertekanan rendah, di mana turbin gas ini digunakan untuk menggerakkan beban yang berubah seperti kompresor pada unit proses.



Source : Industrial Gas Turbin System Control, Instrumentation & Electrical By Bagus Wibowo 

Keunggulan dan Aplikasi

Keunggulan
- Tidak perlu pendingin
- Dapat beroperasi dengan kontrol otomatis dan atau jarak jauh
- Kemampuan start up singkat

Aplikasi
- Propulsi pesawat
- Pembangkit daya di industri 
          listrik (combined cycle)
          mekanik (pompa)

Kelemahan

• Bahan sensitif terhadap kontaminasi garam, chlor, dan sulfur yang terkandung dalam udara dan atau bahan bakar. 
• Hal ini menyebabkan korosi sudu, walaupun konsentrasinya kecil, karena temperatur yang tinggi. 
• Kontaminasi partikulat seperti kabut (smog), debu atau pasir dapat menyumbat filter udara dan dapat mengerosi atau mengikis permukaan sudu kompresor. 
• Turbin untuk kebutuhan daya yang rendah, sulit untuk dirancang dan dibuat serta mempunyai efisiensi termal yang sangat rendah dan mempunyai kecepatan putar yang sangat tinggi.

Beberapa Aplikasi Turbin Gas 

• Pembangkit tenaga listrik (beban puncak, darurat) 
• Pembangkit daya di industri 
• Pemompaan jaringan gas dan minyak
• Offshore platform 
• Propulsi kapal

Oleh : Farhan Hardidarma 1111600042 Prodi Teknik Elektro, Institut Teknologi Indonesia, Tangerang Selatan.

Referensi : 

Wibowo, Bagus. 2009. Industrial Gas Turbine : System Control, Instrumentation & Electrical. Power point kuliah kapita selekta Institut Teknologi Indonesia.