Rabu, 03 Agustus 2016

Only Hope

Aku memilih bertahan.
Hingga malam ini.
Aku masih tetap pada pendirianku.
Walau lelah.
Berat ku rasakan.
Tetapi, aku selalu berharap.
Semoga keajaiban datang untuk ku.
Memang aneh.
Tak ada habis-habisnya.
Jika itu tentangmu.
Aku seperti menantang diriku sendiri.
Sampai dimana kekuatanku tuk bersabar?
Menjalani semua ini.
Walau aku tahu.
Bukan sabar yang ada batasnya.
Namun kekuatan ku sebagai manusia yang diukur ketika sedang uji olehNya.
Menyerah?
Tunggu.
Aku belum ingin itu menjadi pilihanku saat ini.
Aku masih ingin menyebut nama mu.
Nama yang menjadi alasanku tuk jatuh cinta.
Walau tak mesti engkau ketahui.
Namun inilah hakikatnya jika harus jatuh cinta sebelum pada waktunya.
Sakit? Karena ini ujian.
Dan, ketika pada akhirnya aku telah berhenti menyebut namamu.
Bukan berarti aku telah menyerah.
Bukan berarti rasa ku ini telah tiada.
Namun, kamu bukanlah alasan utamaku tuk harus merasakan jatuh cinta.
Karena cinta yang tulus itu antara Allah dan hambaNya.
Dan jika pada akhirnya Allah tidak berpihak pada diriku?
Diriku yang terus berdiri pada pendiriannya hanya untuk berharap kepadamu?
Akan ku simpan rasa ini tuk selamanya.
Dalam lembaran kertas yang ditutup dengan kata ikhlas tertulis didalamnya.
Lalu ku kenang sebagai kisah yang pernah ada antara aku dan kamu tetapi hanya Allah yang lebih dahulu mengetahui sampai manakah aku harus berharap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar